Kemampuan literasi menjadi salah satu tolak ukur kemajuan bangsa. Diantara karakter masyarakat maju adalah tingginya kebutuhan informasi yang didapatkan dari membaca. Untuk itu, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) untuk meningkatkan daya baca siswa. GLS merupakan gerakan literasi yang dilakukan di sekolah dengan melibatkan seluruh elemen dalam suatu lembaga pendidikan yang meliputi para siswa, pendidik, tenaga kependidikan dan orang tua dengan melakukan berbagai praktik literasi. Hal ini sebagai upaya untuk menumbuhkan kebiasaan dan membudayakan literasi di lingkungan sekolah.
Dalam kegiatan pembinaan dari Pengawas Cabdin oleh Bapak Drs. H. Salamun, M.Pd dan Bapak Suyatno, M.Pd., M.Kom hari ini, gerakan literasi juga menjadi salah satu pembahasan penting. Dalam rangka mensukseskan gerakan literasi sekolah perlu adanya partisipasi dari seluruh pihak. Dalam hal ini bukan hanya siswa yang melakukan gerakan literasi, tapi guru juga perlu mengasah keterampilan literasi baca dan tulis. Guru sebaikanya menjadi pelopor dari gerakan literasi sekolah, karena membaca dan menulis merupakan sebuah aktivitas yang harus dilatih dan dibiasakan. Guru dan siswa juga bisa membuat tulisan dalam bentuk buku, artikel, esai, dan sebagainya.
Dalam praktiknya, SMA Wahid Hasyim Model sudah melaksanakan gerakan literasi sekolah mulai dari tahun 2017 lalu. Realisasi program GLS di SMA Wahid Hasyim dilaksanakan melalui berbagai kegiatan, mulai dari program membaca dan menulis 15 menit sebelum pelajaran dimulai hingga penyelenggaraan workshop literasi untuk para siswa. Selain itu SMA Wahid Hasyim Model juga meluncurkan sebuah buku antologi puisi hasil karya siswa siswi SMA Wahid Hasyim Model.
Gerakan literasi ini menjadi sebuah tujuan nasional dimana gerakan ini bukan hanya mengharuskan siswa untuk gemar membaca dan menulis namun siswa harus bisa menjadi aktor dalam gerakan literasi. Dan pada akhirnya, terbentuklah sebuah pola pikir baru dimana literasi bukan hanya sebuah kewajiban atau tugas sekolah, melainkan menjadi sebuah kebutuhan. Sehingga dunia pendidikan mampu berperan untuk meningkatkan indeks literasi Indonesia menjadi lebih baik.