Info Sekolah
Selasa, 30 Apr 2024
  • Modern Religius Kompetitif | Sekolah Model Berkarakter Penuh Prestasi

Cerpen: Sahabat Pesantrenku

Diterbitkan :

Karya: Maulidah  Halimatus Sa’diah

Sore hari, di sebuah pondok pesantren yang sepi dari keramaian tepatnya terletak di ujung desa yang dikelilingi oleh persawahan . Adelia seorang santri kelas tiga Tsanawiyah, kala itu ia baru saja selesai mengaji dan membaringkan badannya sejenak dikamar. Dalam suasana hening tiba tiba terdengar suara perutnya berbunyi kencang seketika dua sahabatnya pun memalingkan wajahnya dan menatap Adelia, ia pun tersenyum kepada dua sahabatnya teringat bahwa dia belum makan dari pagi, dengan suka ria ia mengajak dua sahabatnya untuk mengambil makan.

 

Mereka berjalan menuju dapur pesantren membawa sebuah piring plastik dan duduk di tepi dapur  menunggu bel makan berbunyi sambil mengingat jadwal menu makan sore hari ini. Tak lama kemudian bel pun berbunyi ratusan santri berlarian keluar dari kamar  menuju dapur untuk mengambil makan .Disaat ratusan santri berdesakan menyelubungi  dapur makanan .Kala itu, Adelia dan dua sahabatnya sudah berada di barisan paling depan,dan  mendapat makan lebih awal.

 

Suasana tentram dengan lantunan sholawat mengiringi para santri menikmati indahnya kebersamaan makan sore , walau hanya berlaukan tempe dan sayur asam mereka rela berdesakan mengantri demi mengisi perut kosongnya . Menurut mereka megantri sudah menjadi ciri khas para santri di penjara suci .

 

Tak lama kemudian adzan pun berkumandang menunjukkan pukul 18.00 WIB  semua santri bergegas mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat fardhu dan ia menarik mukena  yang tergantung rapi di depan lemarinya.

 

Saat itu ia hendak melangkahkan  kakinya keluar kamar tiba tiba terdengar suara yang memanggil namanya.

 

“Adelia tungguin aku!” Teriak Dinda sahabat sekamarnya yang masih sibuk mencari mukena.

“Iya cepat nanti terlambat,” jawabnya kepada sahabatnya sambil memalingkan pandanganya.

 

Mereka pun berjalan bersama menuju musholla sambil bergurau dengan senang nya  entah apa yang mereka bicarakan , tanpa terasa sholat jamaah sudah dimulai. Seketika mereka panik dan berlarian sesampainya di barisan  paling akhir mereka langsung melakukan sholat tanpa disadari para pengurus sudah mengintai di belakangnya.

 

Selesai sholat mereka sadar bahwa banyak pengurus ada di belakangnya melihat ke arah mereka dengan membawa sebuah kertas dan melirik tajam kepada mereka .

“Heh Din sepertinya kakak pengurus itu mencatat nama kita”bisik Adelia dengan mendekatkan wajahnya .

“Aduh gimana nih nanti  kita pasti di takzir sama mereka” ujar sahabatnya dengan rasa khawatir.

“Pasti nanti  kena sidang nih ..mana mukanya galak semua..!” serunya pada sahabatnya.

 

Malam pun tiba seusai  jamaah isya’ terdengar pengumuman nama nama bagi santri yang melakukan pelanggaran. Merekapun sudah menduga pasti ada nama mereka di pengumuman itu .Ternyata benar  nama mereka terdengar jelas di toa musholla.

 

Sahabat sedesanya pun bertanya kepada Adelia “kamu melanggar apa kok namamu ada di pengumuman itu?” Tanya Zahro kepada Adelia .

 

“Tadi aku sama Dinda terlambat jamaah,” ujar Adelia dengan raut gelisah.

“Hahaha Kasihan hati hati disuruh hafalan Qur’an satu juz loh”ujar Zahro seakan menertawakan dan mengejeknya.

“Jangan gitu lah.. kamu ini, aku takut kena ta’ziran berat soalnya minggu lalu ada adik kelas dia sampai menangis karena sidangan para pengurus.” Keluhnya dengan cemas.

“Iya,memang kakak pengurus terkenal omongannya yang bikin sakit hati tapi itu juga buat kebaikan ponpes ini.”Ucap Zahro dengan bijak.

“Semoga aja kita tidak berat ta’zirannya ya del.” Ujar Dinda kepada Adelia.

“Haha hati hati kalian..!” Ejek Zahro seakan menertawakan dan menakuti mereka .

 

Adelia dan Dinda tidak merespon apa yang dikatakan sahabat nya itu .

 

Dengan malas mereka pun mendatangi  kakak pengurus dengan ketakutan disitu mereka melepas sandal dan berdiri di depan dapur . Memang dapur adalah tempat ta’ziran para santri dengan ciri khas lampu redupnya.

 

Mereka akhirnya disidang terkait pelanggaran yang mereka lakukan dengan wajah sedih mereka menundukkan pandangannya  menunggu keputusan dari para pengurus,tak lama kemudian para pengurus membacakan hukuman kepada para santri sesuai dengan apa yang mereka langgar. Para pengurus memutuskan memberi ta’ziran kepada Adelia dan Dinda dengan menghafalkan kosa kata bahasa Arab dan menghafalkan rotibul Athos dalam waktu dua hari . Merekapun syok dan menghelakan nafas sejenak mendengar ta’ziran yang diberikan oleh para pengurus .

 

Waktu demi waktu berlalu,sepanjang hari tanpa henti dia dan sahabatnya tak kunjung lelah menghafalkan hukuman yang diberikan pengurus hingga tibalah pada waktunya. Semua santri yang terkena ta’zir berdatangan di depan dapur tempat ta’ziran biasanya.

 

Adelia berbisik kepada Dinda “gimana nih Din aku belum hafal baru hafal setengah,” keluhnya.

Sahabatnya pun menjawab “sama aku juga ,mana bisa aku ngehafalin segitu banyaknya dalam waktu dua hari.” Dengan raut  khawatir.

 

Terlihat Zahro berjalan pergi ke mushola melewati dapur dan melihat para sahabatnya berada didepan dapur dengan wajah tanpa senyum,akhirnya Zahro menghampiri Adelia dan dinda berusaha menenangkan mereka berdua.

 

“Udah gapapa jalani aja dulu,, emang kalian sudah berapa kali sih terlambat di kelas tiga ini?” Tanya zahro kepada dua sahabatnya .

“Baru sekali.” Jawab Adelia dan Dinda dengan serentak .

“Kalau baru sekali itu bukannya hukumannya ringan ya?” Tanya zahro sembari menenangkan mereka .

“Gak tau buktinya ta’ziran kita lumayan berat disuruh hafalan kosa kata sama rotibul Athos dalam dua hari.”Jawab Adelia dengan pandangan kosongnya .

“Sepertinya hukuman kalian ini terlalu berat coba nanti kalian tanya sama kakak pengurus siapa tau dia salah cek nama kalian” seru zahro seakan membantu dan menenangkan mereka.

“Tapi kita tidak berani zah” Ujar Dinda .

“Udah coba aja dulu..!” Lirih zahro .

 

Ketika mereka lagi berbincang tiba tiba nama Adelia dan Dinda pun dipanggil untuk melakukan setoran hafalannya. Seketika jantung mereka berdetak kencang .

 

“Ayo kamu berdua setoran mulai dari kosa kata!” Seru pengurus dengan wajah jutek kepada mereka

 

Adelia pun teringat ucapan zahro  memberanikan diri  untuk bertanya sambil berkeringat dingin mereka mencoba mengeluarkan sepatah kata dari mulutnya dengan santun dan lembut.

 

“Maaf kak , kita mau tanya apakah kita sudah pernah kena ta’ziran sebelumnya? Karena kita merasa baru kali ini di kelas tiga terlambat sholat” Ujar Adelia dengan sopan dan meyakinkan.

“Apa iya? Coba kita cek dahulu” ujar salah satu pengurus .

 

Pengurus pun melihat semua catatan yang mereka bawa sambil berdiskusi kepada rekanya, setelah dicek rekapan catatan nya ternyata benar mereka baru pertama terlambat di tahun ini.

 

“Oh iya benar ,nama kalian ternyata baru satu kali tertulis di catatan tahun ini” ujar pengurus dengan senyum dan sedikit tersipu malu .

 

Adelia dan Dinda pun saling menatap dengan ekspresi bahagia .

 

“Hehe apa hukuman kita bisa dikurangi kak?” Tanya dinda sambil tersenyum .

“Iya dek maaf ya kakak tidak teliti mengecek nama kalian dan memberi hukuman yang agak berat pada kalian, kalian bisa menyetorkan lima kosa kata aja yang kalian hafal”ujar kakak pengurus.

“Yeay siap kak  terima kasih” ujar mereka dengan lega dan tertawa bahagia.

“Selesai setoran kalian bisa kembali ke kamar ya!” Seru kakak  pengurus kepada mereka.

 

Adelia dan Dinda pun berterima kasih kepada kakak pengurus . Mereka sangat senang dengan wajah sumringah akhirnya mereka bebas dari beban hafalan dan mereka kembali ke kamar dengan suka ria dan menceritakan itu semua kepada zahro .

 

“Tuh kan apa kataku berterima kasih lah kalian pada ku” ujar zahro dengan senang .

 

Adelia dan Dinda pun mengucapkan terimakasih kepada Zahro atas masukan yang telah Zahro berikan .

 

“Kalau tadi aku tidak memberitahu kalian, pasti kalian disana sudah terkencing kencing haha” ujar zahro dengan  menertawakan mereka.

 

Mereka bertiga pun menuju ke kantin dengan perasan ceria membeli  makanan dan memilih untuk duduk di depan musholla untuk menikmatinya sambil bertukar cerita tentang kisah kisah mereka selama ini.

 

Tanpa terasa bunyi bel pun berdentang ‘teeet..teet’  pukul 22.00 wib menunjukan waktu tidur telah datang .Para santri pun berlarian ke kamar mandi membersihkan diri dan mengambil air wudhu . Adelia mengajak sahabat sahabat nya untuk segera kembali ke kamar nya masing masing .

 

“Loh..sudah bel ayo kita ke kamar” ajak Adelia kepada dua sahabatnya .

“Iya kalian ke kamar aja , aku malam ini ada jadwal ro’an” ujar Zahro kepada para sahabatnya .

“Oke aku balik ke kamar dulu ya”ujar Dinda.

“Nanti kalau aku sudah selesai ro’an aku akan main ke kamar kalian” ujar Zahro dengan berjalan menuju tempat ro’annya.

 

Adelia dan Dinda pun menghamparkan tikar kecilnya di kamar, duduk berdua dan bertukar cerita tentang tujuan hidupnya setelah lulus Tsanawiyah , tak lama kemudian  zahro pun datang dan ikut bergabung dengan membawakan jajan untuk para sahabatnya menceritakan keluh kesahnya disebuah pondok pesantren dengan berbagai macam perbedaan dan cobaan yang membuat mereka mengerti arti perjuangan di lingkup pondok pesantren dengan segala canda tawa hingga suka duka yang mereka jalani selama tiga tahun ini.Teringat tinggal hitungan Minggu mereka akan berpisah dan akan memilih jalan hidup nya masing masing.

 

Langit malam yang indah, berhiaskan sinar rembulan  hadir membawa kesunyian yang sejuk di pesantren. Jam pun menunjukan pukul 24.00 tak terasa bertukar cerita semenyenangkan itu . Menjadi seorang santri memang asyik banyak pelajaran yang kita dapatkan baik rasa persaudaraan maupun perjuangan . Persahabatan mereka mungkin akan menjadi kenangan terindah di dalam hidup mereka.

 

                                                          TERIMAKASIH